Apa itu Tarbiyah Islamiyyah ?
Firman Allah Subhaanahu Wa Ta'ala :
"Bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
(Ar-Ra'du : 11)
Sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam :
"Barangsiapa yang hari ini LEBIH BAIK dari kemarin adalah orang yang BERUNTUNG, barangsiapa yang hari ini SAMA dengan kemarin adalah orang yang MERUGI, dan barangsiapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin adalah orang yang CELAKA" (HR. Hakim)
Apa itu Tarbiyah ?
Apabila kita merujuk kepada kamus bahasa Arab kita akan mendapatkan bahwa kata "Tarbiyah" sedikitnya memiliki tiga asal kata ; Pertama, robaa-yarbuu yang berarti bertambah dan berkembang. (ar-Rum : 39). Kedua, robiya-yarba yang berarti tumbuh dan terbina. Dan ketiga, robba-yarubbu yang berarti mengishlah, mengurus dan memberi perhatian.
Kemudian
para ulama mengembangkan pengertian lughowi ini menjadi pengertian
istilahi dari tarbiyah. Imam Baidhawi (685 H) mengatakan dalam tafsirnya
"Anwarut-Tanzil Wa Asrarut-Ta'wil",
'Makna asal dari kata "Robb" adalah tarbiyah yaitu menghantarkan sesuatu secara bertahap sampai tingkat kesempurnaan.'
Dalam kitab Mufradat, Ar-Raghib Al-Ashfahani mengatakan,
'Makna asal dari kata "Robb" adalah menumbuhkan mencetak sesuatu secara bertahap sampai batas kesempurnaan.'
Ustadz
Abdurrahman Al-Bani dalam tulisannya "Madkhal Ilat-Tarbiyah" menegaskan
bahwa kata "Tarbiyah" itu memiliki empat unsur makna :
- Pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak.
- Kedua, mengembangkan potensi dan menyiapkannya.
- Ketiga, mengarahkan fitrah dan petensi tersebut secara baik dan sempurna.
- Keempat, bertahap dalam menjalankannya sebagaimana yang diisyaratkan oleh Imam Baidhawi di atas.
- Pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak.
- Kedua, mengembangkan potensi dan menyiapkannya.
- Ketiga, mengarahkan fitrah dan petensi tersebut secara baik dan sempurna.
- Keempat, bertahap dalam menjalankannya sebagaimana yang diisyaratkan oleh Imam Baidhawi di atas.
Dari dasar-dasar pengertian tarbiyah di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tarbiyah adalah sebuah amaliyah yang memiliki sasaran dan tujuan
2.
Murabbi (pendidik) yang sebenarnya adalah Allah swt yang telah
menciptakan fitrah manusia dan menganugerahkan berbagai potensi kepada
manusia. Dialah yang telah menggariskan konsep dan tuntunan untuk
mengembangkannya sebagaimana Ia telah mensyari'atkan sebuah aturan untuk
mengatur pelaksanaannya.
3. Tarbiyah menuntut kita untuk membuat perencanaan yang bersifat bertahap dan teratur sesuai dengan marhalah-marhalahnya.
4. Tugas Murabbi harus mengikuti dan tunduk kepada aturan Allah dan tuntutan dien-Nya.
Hubungan Antara Islam dan Tarbiyah
Islam
adalah syari'ah Allah untuk seluruh manusia agar dijadikan pedoman
dalam beribadah kepada-Nya termasuk di dalamnya membina dan mendidik
generasi Islam agar menjadi hamba-hamba-Nya yang berserah diri dan patuh
kepada syari'ah-Nya. Pembinaan dan pendidikan seperti inilah yang
dimaksud dengan tarbiyah islamiyah.
Syari'at
Islam tidak mungkin dapat diwujudkan kecuali dengan cara melakukan
pembinaan jiwa, pembinaan generasi dan masyarakat di atas landasan iman
kepada Allah, muroqobah dan berserah diri serta tunduk dan patuh hanya
kepada-Nya.
Dengan
demikian tarbiyah islamiyah merupakan kewajiban atas setiap orang tua
dan pendidik dan amanat yang harus dipikul dari generasi ke generasi,
dan celakalah bagi siapa saja yang menghianatinya atau menyimpang dan
keluar dari tujuannya.
Tujuan
tarbiyah islamiyah adalah membina dan mendidik manusia agar bertahkim
kepada syari'ah Allah dalam segala prilakunya dengan penuh kepasrahan
dan tidak ada rasa sempit dan keberatan sedikitpun di dalam dadanya.
(lihat : An-Nisa : 65)
Kemudian
surat Al-'Ashr, sebagaimana dikatakan oleh DR. Abdurrahman An-Nahlawi,
juga mengisyaratkan bahwa agar manusia selamat dari kerugian dan siksa
Allah, harus dilakukan tiga hal :
- Tarbiyatul fardi (membina individu) di atas landasan iman kepada Allah, istislam kepada syari'ah-Nya dan iman kepada yang ghaib.
- Tarbiyatun-nafs (membina jiwa) agar beramal shalih dan dan membiasakan hidup sehari-hari sesuai dengan manhaj Islam.
- Tarbiyatul mujtama' (membina masyarakat) agar senantiasa saling berwasiat untuk mengamalkan kebenaran dan sabar dalam menghadapi cobaan dalam beribadah kepada Allah swt.
- Tarbiyatul fardi (membina individu) di atas landasan iman kepada Allah, istislam kepada syari'ah-Nya dan iman kepada yang ghaib.
- Tarbiyatun-nafs (membina jiwa) agar beramal shalih dan dan membiasakan hidup sehari-hari sesuai dengan manhaj Islam.
- Tarbiyatul mujtama' (membina masyarakat) agar senantiasa saling berwasiat untuk mengamalkan kebenaran dan sabar dalam menghadapi cobaan dalam beribadah kepada Allah swt.
Asas dan Dasar Tarbiyah Islamiyah
Tarbiyah
Islamiyah adalah sesuatu yang mesti dilakukan, tidak boleh tidak.
Tujuannya, sebagaimana telah dijelaskan, adalah merealisasikan Islam
dalam wujud nyata sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah swt. Ini
berarti tarbiyah islamiyah harus berasaskan kepada asas yang semestinya
yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Tidak
diragukan lagi bahwa Al-Qur'an telah meninggalkan pengaruh yang kuat
dalam diri Rasulullah saw dan para sahabatnya -ridhwanullah 'alaihim-.
Hal itu telah ditegaskan oleh Ummul Mukminin Aisyah ra,
"Akhlak Rasulullah saw adalah Al-qur'an."
Bahkan sebelumnya Allah swt telah menegaskan :
"Dan
orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan
kepadanya sekaligus?" Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu
(Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil." (Al-Furqan :
32)
Dalam ayat di atas terdapat dua isayart tarbawiyah : Pertama, peneguhan hati dan penanaman keimanan. Dan kedua,
ta'limul Qur'an. Dan karena itu pula Allah swt turunkan wasiat
tarbawiyah-Nya kepada Rasul-Nya saw dalam surat Al-Qiyamah : 17-19.
Begitu
juga hal nya para sahabat. Mereka terdidik dengan Al-Qur'an sehingga
tumbuh menjadi generasi yang tangguh. Salah seorang dari mereka
mengatakan,
'Kami
di masa Rasulullah saw tidak pernah melewati satu surat dari Al-Qur'an
sehingga kami mengamalkannya, kami mempelajari ilmu sekaligus
mengamalkannya.'
Kemudian
asas dan dasar keduanya adalah As-Sunnah. Sunnah artinya adalah cara
dan konsep. Pengertian ilmiahnya adalah kumpulan perkataan, perbuatan,
dan taqrir Rasulullah saw, termasuk di dalamnya segala apa yang dicintai
dan dibencinya. Ringkasnya adalah "Kehidupan Rasulullah saw".
As-Sunnah
berfungsi untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Quran yang bersifat global dan
mejelaskan apa yang belum disebutkan di dalam Al-Quran secara tegas.
Dalam
kaitannya dengan tarbiyah, As-Sunnah telah memberikan penjelasan dan
perincian konsep tarbiyah di dalam Al-Qur'an yang masih mujmal, langsung
dengan sabda-sabda dan tindakan-tindakan Rasulullah saw sendiri.
Kemudian para sahabat menyimpulkan beberapa uslub (metode) tarbiyah
langsung dari kehidupan Rasulullah saw dan menerapkannya dalam mendidik
putra-putranya.
Penutup
Sebagai penutup, penulis nasehatkan karena Allah kepada para murabbi dan pendidik agar :
- Menjadikan konsep tarbiyah islamiyah dengan pengertiannya yang universal sebagai acuan dan contoh dalam membina dan mendidik putra-putranya.
- Tidak mengadopsi atau meniru konsep-konsep kafir atau metode yang dilarang oleh nash syar'i.
- Mengembangkan pola pendidikan secara modern dengan tetap mengikat diri dengan ikatan-ikatan syar'i.
- Tidak silau dengan lahirnya metode-metode atau konsep-konsep pendidikan dari barat atau kaum sekular. Sebaliknya harus yakin bahwa Islam adalah metode dan konsep yang paling sempurna, tidak bisa ditandingi oleh konsep siapapun.
- Merujuk kepada literarur Islam yang membahas tentang tarbiyah dan ta'lim, seperti kitab Tarbiyatul Aulad karya DR. Abdullah Nashih 'Ulwan.
- Menjadikan konsep tarbiyah islamiyah dengan pengertiannya yang universal sebagai acuan dan contoh dalam membina dan mendidik putra-putranya.
- Tidak mengadopsi atau meniru konsep-konsep kafir atau metode yang dilarang oleh nash syar'i.
- Mengembangkan pola pendidikan secara modern dengan tetap mengikat diri dengan ikatan-ikatan syar'i.
- Tidak silau dengan lahirnya metode-metode atau konsep-konsep pendidikan dari barat atau kaum sekular. Sebaliknya harus yakin bahwa Islam adalah metode dan konsep yang paling sempurna, tidak bisa ditandingi oleh konsep siapapun.
- Merujuk kepada literarur Islam yang membahas tentang tarbiyah dan ta'lim, seperti kitab Tarbiyatul Aulad karya DR. Abdullah Nashih 'Ulwan.
Wallahu 'alam bish-showab.
sumber ferrypalestine.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar